Media sosial merupakan wadah bagi setiap orang dalam melakukan interaksi jarak jauh. Mengunggah artikel dan berbagi informasi lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kini, media sosial bukan lah hal yang asing, setiap kalangan pasti menggunakan dan memanfaatkannya. Namun, tidak sedikit yang menyalahgunakannya. berdasarkan teknoia.com pengguna media sosial di dunia sudah mencapai 3,8 milyar dengan lama waktu menggunakannya sekitar 2 jam/hari. Data tersebut diambil pada bulan Februari sebelum terkonfirmasinya wabah Covid-19. Tentu saja data tersebut mengalami perubahan, apalagi dengan adanya kebijakan work from home, masyarakat menghabiskan waktunya menggunakan media sosial. Dapat dilihat dari aplikasi media sosial seperti ; Twitter, Facebook, Instagram dan Tiktok yang penggunanya tentu saja tidak sedikit.
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels |
Mereka
diberi kebebasan dalam mengunggah dan memberikan komentar tetapi yang menjadi
masalah adalah orang – orang yang menyalahgunakannya. Mereka yang tidak bijak
dalam menggunakan media sosial, sering sekali mengundang keributan yang menimbulkan
perselisihan sehingga muncul pernyataan “media sosial itu jahat”, hanya karena
gerakan jari – jemari yang tidak menyaring perkataannya dalam memberikan
komentar. Tanpa kita sadari, masalah tersebut dapat mengganggu psikis
penggunanya yang menjadi objek cyberbullying.
Namun, mengapa cyberbullying bisa
terjadi? Sebagian besar yang saya amati melalui komentar “pedas” di
Instagram, cyberbullies hanya ingin mencari atensi kepada
korban agar korban membalas komentarnya dan mereka menjadi viral, ke viral-an
mereka akan mengundang keuntungan untuk cyberbullies yaitu
mendapatkan endorsement dan paid promote atau
bisa disebut sebagai sarana penghasil uang dengan cepat. Selain itu, mereka
ingin mendominasi korban pun mempermalukan korban karena merasa mereka tidak
saling mengenal di dunia nyata sehingga, bagi mereka sah – sah saja untuk
membuli korban tanpa memikirkan dampaknya terhadap korban. Menurut Tjitjik
Hamidah dari buletin.k-pin.org, cyberbullying terjadi karena
beberapa faktor misalnya, kepribadian si pembuli itu sendiri. Mereka merasa
senang dengan menyakiti korban karena telah memuaskan agresifantasi mereka
melalui reaksi korban. Kemudian, adanya rasa iri pembuli terhadap korban
sehingga menjadikan korban sebagai target kekesalan mereka. Sebagai contoh,
korban memposting sebuah fotonya di Facebook saat sedang makan di sebuah
restoran mewah, melihat hal ini, pembuli merasa tersaingi karena ia tidak dapat
melakukan hal yang sama seperti korban. Maka dari hal seperti itulah yang dapat
melahirkan keinginan untuk melakukan cyberbullying.
Selain faktor terjadinya, adapun
karakteristik cyberbullying menurut Hinduja dan Patchin (2009). Antara
lain: 1) Disengaja. Mereka telah bertarget dan akan
menyerang selagi ada koneksi internet; 2) Membahayakan. Mengancam korban karena mudahnya akses internet; dan 3) Berulang. Terjadi berulang – ulang dan membuat
korban khawatir terhadap yang akan terjadi selanjutnya.
Hal – hal yang mungkin kita anggap
biasa terjadi di sebuah kolom komentar pengguna sosial media justru “tidak
biasa” bagi korban. Mengapa? Karena ketikan – ketikan mereka walaupun singkat,
bisa saja menjadi luka yang dalam bagi korban. Pertama mungkin korban akan
merasa biasa saja namun, jika dilakukan berulang kali oleh cyberbullies, mereka
lambat- laun akan mengalami gangguan mental seperti depresi. Depresi yang berat
akan sangat mengganggu korban. Kegiatan sehari – hari akan terasa berat, hal
yang biasanya disukai pun akan terasa tidak menyenangkan,nafsu makan yang tidak
menentu, self hate, perasaan bersalah dan dapat berujung bunuh
diri. Selain depresi, adapun gangguan mental yang dapat korban alami yaitu PTSD
‘Gangguan Stres Pasca Trauma’ yaitu kesulitan untuk pulih dari kejadian
traumatis yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati. Korban akan
mengalami ketakutan yang luar biasa terhadap suatu hal yang dia ingat sebagai
salah satu komponen kejadian yang tidak mengenakkan pada masa lalu dan bisa
terus berlanjut hingga ia tua. PTSD dapat mengakibatkan gangguan mental yang
lain seperti Anxiety Disorder ‘Gangguan
Ansietas’, gangguan makan, penyalahgunaan NAPZA dan ketergantungan
alkohol. Selain hal yang sudah saya sebutkan di atas,
adapun penarikan diri dari lingkungan sosial dapat menjadi dampaknya.
Korban akan berpikir bahwa tidak ada yang berada di pihaknya dan tidak ada yang
menyayanginya,sehingga lebih baik bagi dirinya untuk menjauhi orang – orang di
sekitarnya. Kemudian perundungan secara fisik di lingkungan nyata akibat
komentar – komentar jahat yang diterima korban sampai ke telinga orang – orang
yang dikenal korban. Komentar ini dapat berupa fitnah yang
manipulatif sehingga, membuat orang – orang percaya dan membuli korban di dunia
nyata baik secara verbal, maupun fisik.
Adapun solusi dari saya mengenai
peristiwa ini, antara lain:
- Bersikap ‘cuek’ atau acuh tak acuh terhadap
komentar dan pesan terror yang diterima, Dengan ini, cyberbullies akan
merasa lelah dan bosan karena ucapannya tidak kian ditanggapi;
- Membalas pesannya, membalas pesan para pembuli
memang terkadang sangat mengadu adrenalin,namun dengan ini kita bisa
menunjukkan kalau kita tidak takut dan lemah terhadap mereka;
- Carilah lingkungan yang baik, dengan ini anda akan
mendapatkan dukungan dari orang – orang terdekat yang dapat mengerti anda;
- Jika anda tidak dapat melakukan semua solusi yang
telah saya sarankan di atas dan sudah terlanjur mengalami fase depresi dan
sebagainya, sebaiknya lakukan konseling ke tenaga profesional seperti
psikolog dan psikiater terdekat untuk menerima pengobatan ataupun terapi;
- Mengurangi pemakaian sosial media, sosial media
sebaiknya dipakai seperlunya dan tidak melampaui batas karena dapat
menyebabkan kecanduan yang bisa berdampak pada mental kita. Serta
mengurangi diri kita untuk membuka dan membaca komentar jahat;
- Cintai diri sendiri, jangan membenci dan menyalahkan
diri sendiri adalah hal penting. Jika kita membenci diri kita maka sama
saja dengan merundung diri kita sendiri. Carilah keunggulan anda yang
dapat anda banggakan.
- Bersyukur, bersyukur terhadap diri sendiri itu
perlu. Berterima kasih karena sudah bertahan sejauh ini selagi diterpa
oleh komentar jahat dan bersyukur masih kuat menanggapinya.
- Menyebar perasaan positif, menyebarkan kepada orang
lain dan diri sendiri akan membuat pikiran anda lebih ringan dan
mengurangi stres. Hal ini bisa anda lakukan dengan memberi dukungan kepada
orang lain juga dirimu.
- Melaporkan cyberbullie dan
memblokirnya, melaporkan mereka kepada pihak sosial media dan
pihak berwajib adalah cara yang paling ampuh dan merupakan jalan pintas
untuk mengatasi persoalan yang tengah kamu hadapi.Selain akun mereka akan
ditangguhkan, mereka juga bisa mendapatkan ancaman pidana karena
pelanggaran terhadap UU ITE. Hal yang dapat anda lakukan pertama adalah,
melaporkan akun yang sudah merundung anda ke pihak sosial media melalui
aplikasi sosial media anda dan blokir akun tersebut. Jika anda tetap
menerima teror dari orang yang sama tetapi akun yang berbeda, maka anda
hanya perlu melakukan langkah akhir yaitu ke pihak berwajib.
- Tersenyum, tersenyum terbukti dapat menghilangkan
stres seseorang. Maka dari itu jangan lupa tersenyum.
Pada akhirnya, dapat kita tarik kesimpulan bahwa cyberbullying itu berbahaya. Selain mengancam kesehatan mental sesesorang, juga dapat mengancam keselamatan jiwa individu. Maka dari itu, sebaiknya tidak ada lagi pelaku dan korban dari perundungan siber ini. Selain korban yang bisa kehilangan nyawa, pelaku juga dapat dibayang – bayangi oleh perasaan bersalah dan berujung terkena risiko gangguan mental pula.
*Mahasiswa Program Studi Akuntansi (D3) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
artikel telah diposting di Dunia Kampus 4.0 - https://www.duniakampus40.net/
Sangat bermanfaat🤩
ReplyDeleteGood Sarah!
ReplyDeleteTerimakasih prof🙏
DeleteKeren dan bermanfaat sekali, semangat terus bikin artikelnya!!
ReplyDeletekeren banget artikelnya
ReplyDeletesangatt bermanfaat
ReplyDeleteSemangat trss bikin artikel nya yaa karna sgt bermanfaat
ReplyDeleteSemangat trss bikin artikel nya yaa karna sgt bermanfaat
ReplyDeletesangatt bermanfaat
ReplyDeletesangatt bermanfaat
ReplyDeleteWaaww sangat bermanfaat, terima kasih kakkk
ReplyDelete